Karakter
dan Jenisnya
Kopi Robusta berasa dari kata “Robusta” atau
dengan kata lain ‘robust’ yang berarti “kuat”,
sesuai dengan postur (body) atau tingkat kekentalan yang
di hasilkan cukup kuat.
Jenis kopi robusta bukanlah spesies karena jenis kopi ini merupakan
turunan dari spesies “Coffea
canephora”.
Robusta merupakan tumbuhan yang dapat tumbuh di
dataran rendah, namun lokasi paling baik untuk membudidayakan tanaman ini pada
ketinggian 400-800 meter dpl. Suhu optimal pertumbuhan kopi robusta
berkisar 24-30oC dengan curah hujan
2000-3000 mm per tahun.
Kopi robusta sangat cocok ditanam di daerah
tropis yang basah. Dengan budidaya intensif akan mulai berbuah pada umur 2,5
tahun. Agar berbuah dengan baik, tanaman ini membutuhkan waktu kering 3-4 bulan
dalam setahun dengan beberapa kali turun hujan.
Tanaman kopi robusta menghendaki tanah yang
gembur dan kaya bahan organik. Tingkat keasaman tanah (pH) yang ideal untuk
tanaman ini 5,5-6,5. Kopi robusta dianjurkan dibudidayakan dibawah naungan
pohon lain.
Karaktersitik
Tanaman
Cabang reproduksi atau wiwilan pada kopi
robusta tumbuh tegak lurus. Buah kopi dihasilkan dari cabang primer yang tumbuh
mendatar. Cabang primer ini cukup lentur sehingga membentuk tajuk seperti
payung.
Bentuk daun membulat seperti telur dengan ujung
daun runcing hingga tumpul. Daun-daunnya tumbuh pada batang, cabang dan
ranting. Pada batang dan cabang tumbuhnya tegak lurus dengan susunan daun
berselang-seling. Sedangkan pada ranting dan cabang-cabang mendatar pasangan
daun tumbuh pada bidang yang sama. Robusta lebih relatif tahan terhadap
penyakit karat daun.
Tanaman kopi robusta sudah mulai berbunga pada
umur 2 tahun. Bunga tumbuh pada ketiak cabang primer. Setiap ketiak terdapat
3-4 kelompok bunga. Bunga biasanya mekar diawal musim kemarau. Berbeda dengan
arabika, bunga robusta melakukan penyerbukan secara silang.
Buah yang masih muda berwarna hijau, setelah
masak berubah menjadi merah. Meski telah matang penuh, buah robusta menempel
dengan kuat pada tangkainya. Jangka waktu dari mulai berbunga hingga buah siap
panen berkisar 10-11 bulan.
Tanaman kopi robusta memiliki perakaran yang
dangkal. Oleh karena itu membutuhkan tanah yang subur dan kaya kandungan
organik. Tanaman ini juga cukup sensitif terhadap kekeringan.
Jenis Kopi
Robusta
Kopi robusta diturunkan dari beberapa spesies
terutama Canephora. Mungkin karena alasan itu, sumber bibit
tanaman untuk robusta tidak disebut varietas melainkan klon.
Sama dengan varietas pada arabika, klon unggul
robusta di Indonesia dikembangkan oleh Puslit Koka.
Berikut ini beberapa jenis klon robusta yang direkomendasikan lembaga tersebut:
- Klon BP308. Klon ini merupakan tanaman unggul yang tahan terhadap serangan nematoda. Keistimewaan lain klon robusta ini adalah toleran terhadap tanah yang kurang subur. BP308 dianjurkan untuk dijadikan batang bawah, sedangkan batang atasnya disambung dengan klon-klon lain yang disesuaikan dengan agroklimat setempat.
- Klon BP42. Klon jenis ini memiliki produktivitas 800-1200 kg/ha/tahun. Perawakannya sedang dengan banyak cabang dan ruasnya pendek. Buah yang dihasilkan besar dan dompolannya rapat.
- Klon SA436. Memiliki produktivitas yang cukup tinggi, mencapai 1600-2800 kg/ha/tahun. Bentuk biji dari klon ini kecil dan ukurannya tidak seragam.
- Klon BP234. Produktivitasnya 800-1200 kg/ha/tahun. Perawakan ramping dengan percabangan yang panjang dan lentur. Butiran buah agak kecil dan ukurannya tidak seragam.
Karakteristik
Produk Kopi
Kopi robusta banyak dijual di pasar dengan
harga lebih rendah dibanding arabika. Hal ini menyebabkan disinsentif terhadap
petani. Sehingga untuk menghemat biaya produksi petani robusta cenderung
mengabaikan penanganan pasca panen. Sehingga pada saat tertentu hal tersebut akan
membuat mutu kopi yang dihasilkan rendah.
Aroma robusta tidak sekuat arabika, dengan
tingkat kekentalan (body) sedang hingga berat dan
citarasa pahit. Kandungan kafein robusta lebih dari dua kali lipat arabika,
yaitu berkisar 1,7-4%.
Perdagangan
Kopi Robusta Dunia
Sekitar 99% perdagangan kopi dunia adalah jenis
robusta dan arabika. Kopi robusta banyak diproduksi oleh negara-negara
Asia-Pasific dan Afrika, sedangkan kopi arabika banyak diproduksi oleh
negara-negara Amerika Selatan. Penghasil robusta terbesar adalah Vietnam.
Terdapat paradoks dalam perkembangan
perdagangan robusta. Pada tahun 1950-an ketika pertama kali diperdagangkan di
bursa London, tingkat harganya relatif sama dengan arabika. Saat itu proporsi
pangsa pasar kopi robusta 25-30% dan arabika 70-75%.
Keadaan mulai berubah ketika terjadi kenaikan
produksi kopi robusta. Saat ini dimana pangsa pasarnya naik diatas 30%,
harganya anjlok dibawah arabika hingga hampir setengahnya. Tentu saja ini
sangat mengkhawatirkan mengingat lebih dari 80% produksi kopi Indonesia adalah
robusta.
Selamat mencoba....
Kiranya informasi ini dapat bermanfaar buat rekan-rekan...
Salam sukses dan tetap maju
Sumber : Alam Tani
No comments:
Post a Comment